tag:blogger.com,1999:blog-32293265333112460842024-02-08T09:34:48.887-08:00Bahasastrajejak budaya yang terperikanmuhardikahttp://www.blogger.com/profile/16486909349794783900noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-3229326533311246084.post-46777842835695764752012-01-27T04:07:00.000-08:002012-01-27T04:07:14.549-08:00HAKIKAT BAHASA BERDASARKAN PENDEKATAN SINKRONIS DAN PENDEKATAN DIAKRONIS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Cmanusia%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C02%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:center;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN;}
p.ListParagraph, li.ListParagraph, div.ListParagraph
{mso-style-name:"List Paragraph";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:0cm;
margin-left:36.0pt;
margin-bottom:.0001pt;
text-align:center;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:Calibri;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:IN;}
@page Section1
{size:595.3pt 841.9pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:1037658198;
mso-list-type:hybrid;
mso-list-template-ids:-2052829020 69271577 69271577 69271579 69271567 69271577 69271579 69271567 69271577 69271579;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level2
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level3
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level4
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level5
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level6
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level7
{mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level8
{mso-level-number-format:alpha-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
@list l0:level9
{mso-level-number-format:roman-lower;
mso-level-tab-stop:none;
mso-level-number-position:right;
text-indent:-9.0pt;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Oleh: Muh. Ardian Kurniawan </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada dasarnya mempelajari suatu ilmu adalah untuk memperoleh hakikat atau inti dari ilmu itu sendiri. Demikian pula halnya dalam mempelajari ilmu bahasa, haruslah diketahui hakikat mempelajarinya. Ilmu bahasa sendiri merupakan ilmu yang perkembangannya sudah demikian luas semenjak menjadi disiplin ilmiah tersendiri yang terpisah dari filsafat. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berdasarkan cara kerjanya, linguistik dibedakan menjadi dua, yaitu pendekatan sinkronis (linguistik sinkronis) dan pendekatan diakronis (linguistik diakronis). Berikut ini akan dipaparkan ihwal dua pendekatan tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pendekatan Sinkronis dan Pendekatan Diakronis<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Istilah sinkronis dan diakronis sudah mulai muncul sejak abad ke-19. Pioner yang memperkenalkan istilah ini adalah Ferdinand de Saussure, linguis Swiss yang juga peletak dasar linguistik modern. Pada mulanya, Saussure adalah seorang ahli linguistik diakronis. Ia meneliti bahasa-bahasa Indo-Eropa (Kridalaksana, 2005: 9-10). Ia kemudian berusaha mengembangkan pendekatan baru dalam linguistik yang ia namakan pendekatan sinkronis.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pendekatan sinkronis adalah pendekatan yang titik kajiannya menyasar pada bahasa dalam satu kurun masa tertentu. Dalam masa waktu kajian yang terbatas (Chaer, 2007: 14) itu, bahasa tersebut diterangkan bagaimana cara kerja dan penggunaannya oleh para penuturnya (Alwasilah, 1991: 87). Atau dalam istilah Parera (1991), linguistik sinkronis mempelajari bahasa berdasarkan gejala-gejala bahasa yang bersifat sezaman yang diujarkan oleh pembicara.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sementara pendekatan diakronis berupaya mengkaji bahasa (atau bahasa-bahasa) pada masa yang tidak terbatas; bisa sejak awal kelahiran bahasa itu sampai zaman punahnya (bila sudah punah) atau sampai masa kini (Chaer, 2007). Dalam kajian ini, bahasa dilihat memiliki fase-fase yang mencerminkan perkembangan bahasa tersebut (Parera,1991).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk lebih memudahkan dalam memahami kedua wujud pendekatan tersebut, Saussure menjelaskan dengan menggunakan analogi batang pohon yang dipotong secara vertikal dan horisontal. Untuk potongan horisontal, Saussure menyebutnya sebagai pendekatan sinkronis. Sementara potongan vertikal dinamakan pendekatan diakronis (Kridalaksana, 2005).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada perkembangan selanjutnya, kedua istilah ini juga kerap dipadankan dengan istilah-istilah lain. Memang masih ada yang tetap menggunakan istilah ini sebagaimana diwariskan oleh Saussure, yaitu linguistik sinkronis dan diakronis (bandingkan Parera, 1991: 21-22; Verhaar, 1996: 15; dan Chaer, 2007: 14-15). Tetapi, ada juga yang memilih istilah berbeda, seperti klasifikasi yang diajukan Alwasilah. Dalam klasifikasi Alwasilah (1991) ini, pendekatan sinkronis disejajarkan dengan linguistik deskriptif. Sementara untuk menjelaskan pendekatan diakronis, ia memilih membedakannya menjadi dua, yaitu linguistik historis dan linguistik komparatif. Chaer (2007) berpendapat bahwa pendekatan sinkronis bersifat memerikan (mendeskripsikan), sedangkan pendekatan diakronis dapat bersifat historis atau komparatif. Inilah yang dijadikan dasar bagi penganut kelompok yang menggunakan istilah yang berbeda tersebut. <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bila dirunut dalil-dalil pendukung, akan didapatkan penjelasan sebagai berikut. Pendekatan sinkronis dinamakan pendekatan deskriptif karena didasarkan oleh cara kerja pendekatan ini yang lebih banyak bertujuan untuk memerikan wujud bahasa ke dalam struktur-struktur bahasa. Sementara pendekatan diakronis disebut sebagai pendekatan historis (komparatif) karena kecenderungan kajiannya yang berpusat pada analisis perbandingan (komparatif) bahasa-bahasa sepanjang waktu (historis). <o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam tulisan ini, akan diulas sedikit ihwal linguistik historis dan linguistik komparatif yang diajukan oleh Alwasilah tadi. Linguistik historis adalah cabang linguistik yang mempelajari perkembangan sejarah bahasa tertentu. Linguistik historis cenderung bersifat diakronis saja. Sementara linguistik komparatif adalah satu pendekatan terhadap studi bahasa di mana perangkat-perangkat hubungan fonologi, gramatik, dan leksis antara periode-periode yang berbeda dikumpulkan dan diklasifikasikan. Studi ini tidak mesti ditilik dari sudut pandang diakronis saja, tetapi dapat juga dikaji berdasarkan pandangan sinkronis (Alwasilah, 1991).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan hakikat mempelajari bahasa berdasarkan telaah sinkronis dan telaah diakronis yang akan dijelaskan sebagai berikut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hakikat Mempelajari Bahasa secara Sinkronis <o:p></o:p></span></b></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Telaah sinkronis berusaha untuk memerikan penggunaan bahasa secara empiris. Dalam hal ini, bahasa dilihat dari cara kerjanya. Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, pendekatan sinkronis mengkaji bahasa pada konteks kekinian. Konteks kekinian ini tidak mesti dilihat pada masa sekarang, tetapi dapat dilihat pada masa kini di satu kurun masa tertentu. <o:p></o:p></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">De Saussure menyatakan bahwa orang hanya bisa mengetahui sistematika sebuah bahasa alamiah dengan baik jika bertolak dari titik pandangan sinkronis (Dik dan Kooij, 1994: 35). Dengan hanya memaparkan satu bagian sejarah saja, maka pendekatan sinkronis dapat menyusun deskripsi bahasa tersebut secara jelas.<o:p></o:p></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain itu, pendekatan sinkronis juga dapat menjadi landasan bagi pelaksanaan penelitian diakronis. Ilmu bahasa diakronis selalu berpraduga ilmu bahasa sinkronis; agar mengetahui bagaimana bahasa berkembang secara diakronik, lebih dahulu kita harus tahu bagaimana bahasa itu berstruktur secara sinkronik (Dik dan Kooij, 1994: 251).<o:p></o:p></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><!--[endif]--><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hakikat Mempelajari Bahasa secara Diakronis<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ilmu bahasa diakronis berusaha memerikan dan menjelaskan perubahan bahasa secara empiris. Dalam praktiknya, telaah secara diakronis berkelindan pada pemerian bahasa-bahasa yang lebih tua. Pengkajian yang dilakukan berakhir pada satu tujuan umum, yaitu melihat akibat evolusi bahasa (Martinet, 1987). Dengan kata lain, pendekatan diakronis mempelajari bahasa demi pengkajian evolusi bahasa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Telaah mengenai perubahan bahasa membuat kita paham tentang apa yang sifatnya hakiki (tak dapat berubah) dalam bahasa. Dengan demikian, telaah diakronis berguna bagi penemuan hakikat bahasa tersebut (Dik dan Kooij, 1994). Penemuan hakikat bahasa akan mengantarkan kita pada pemahaman dasar atas bahasa tersebut.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuan mempelajari bahasa secara diakronis adalah untuk mengetahui sejarah struktural bahasa itu beserta dengan segala bentuk perubahan dan perkembangannya. Hasil kajian diakronis sering kali diperlukan untuk menerangjelaskan deskripsi studi sinkronik (Chaer, 2007).<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">BIBLIOGRAFI<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Alwasilah, A. Chaedar. 1990. <i>Linguistik Suatu Pengantar</i>. Bandung: Penerbit Angkasa.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Chaer, Abdul. 2007. <i>Linguistik Umum</i>. Jakarta: Rinneka Cipta.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dik, S.C. dan Kooij, J.G. 1994. <i>Ilmu Bahasa Umum</i>. Jakarta: RUL.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keraf, Gorys. 1984. <i>Linguistik Bandingan Historis</i>. Jakarta: Gramedia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kridalaksana, Harimurti. 2005. <i>Mongin-Ferdinand de Saussure (1857-1913) Peletak Dasar Strukturalisme dan Linguistik Modern</i>. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Martinet, Andre. 1987. <i>Ilmu Bahasa: Pengantar</i>. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Parera, Jos Daniel. 1991. <i>Kajian Linguistik Umum, Historis Komparatif, dan Tipologi Struktural (edisi kedua)</i>. Jakarta: Penerbit Erlangga.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Verhaar, J.W.M. 1996. <i>Asas-Asas Linguistik Umum</i>. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.<o:p></o:p></span></div></div>muhardikahttp://www.blogger.com/profile/16486909349794783900noreply@blogger.com0